Komponen Kepribadian manusia bisa diringkaskan sebagai berikut; 1) Kita punya Disposisi-disposisi fisiologis yang berasal dari keturunan (heriditas). Misalnya ukuran jantung, kepala, dan organ-organ lainnya. Ini mengindikasikan secara ‘potensial’ akan memiliki perbedaan antara satu orang dengan orang yang lain. Jadi ada kemungkinan kita bisa mengatakan bahwa sejak lahir kita berbeda secara ‘potensial’. 2) Lalu disposisi-disposisi itu mengalami pembentukan cetak biru (yang akhirnya menjadi semacam cetakan ‘jadi’) dikarenakan perkembangan-perkembangan awl pertumbuhan (sewaktu masih anak-anak). Disinilah mengapa pendidikan dasar (PAUD, TK, SD) menjadi sangat-sangat penting. Sekali lagi itu masih tetap ‘potensi’ walaupun potensinya sudah mendekati aktualisasi….tetapi bukan kondisi akhir mereka. 3) Karena pelatihan tertentu, penkondisian tertentu, pendidikan dan stimulus-respon ‘bersyarat’ lainnya saat perkembangan lebih lanjut. Terbentuklah jaring-jaring Respon Bersyarat. Jika Stimulus X, maka respon bisa segala macam kemungkinannya. Tetapi orang-orang ini sudah memiliki ‘batasan tertentu’ dalam kemungkinan respon-responnya. 4) Kebiasaan-kebiasaan Kognitif dan Perceptual. Ini terjadi karena 2 hal diatas (No 2 dan 3). Artinya manusia X memiliki kebiasaan berfikir dan mempersepsi tertentu. Sehingga Respon dari stimulus tertentu….akan dijawab ‘secara umum’ dengan kelompok-kelompok jawaban tertentu.
Bagaimana hubungannya dengan “Kebebasan Kita’? jawabannya, kita bebas tetapi dalam batasan diatas…sebab mustahil (walau bukan mustahil secara filosofis-ontologis), seorang anak Papua yang tidak bisa baca-tulis dan masih menggunakan Koteka, berimagimasi, hayal, mencuri uang dengan membobol ATM lewat hacking Internet. Mengapa ini terjadi? Sebab kebebasan itu memiliki landasan dari kondisi Biologis dan Lingkungan.