Tulisan ini sebenarnya, ringkasan dari Smart Parenting yang diadakan di AKC (Awliya Kids’ Center, Cirebon pada tanggal 19 Oktober 2014). Seru dan menarik. Sebagian teman-teman dan wali-murid, menginginkan ditulis dalam edisi ringkas, tentang materi itu. ringkasan ini sebenarnya untuk memenuhi permintaan mereka.
Kita adalah Apa Yang kita Kerjakan berulang-ulang. Karena itu Keunggulan bukanlah perbuatan melainkan sebuah Kebiasaan, Kata Aristoteles.
Saat anak-anak kita masih kecil, mereka belum banyak memiliki “kesadaran”. Mereka dominan memiliki (Energi Positif, Bakat, Talenta, Multiple Intelligences mereka). Dan Disiplin diri Positif-lah yang akan mengarahkan mereka menjadi “terbaik” tumbuh kembang potensinya.
Disiplin = PENUNDAAN KEPUASAAN, adalah proses pembuatan jadwal rasa-sakit dan rasa senang dalam kehidupan dengan cara tertentu. Yaitu, dengan meningkatkan kesenangan dengan cara menghadapi rasa sakit terlebih dulu. Ini adalah cara yang sebenarnya dan masuk akal untuk menghadapi hidup.
Tanpa ini semua, anak-anak kita akan kebingungan menghadapi hidup, benar-salah, boleh-tidak, baik-buruk dst.
Belajar dulu…baru nonton TV. Kerjakan PR-mu, baru kamu boleh…..ini dan itu. Datang sekolah, langsung pulang, merapikan diri, makan siang, baru minta izin boleh keluar/bermain kembali. Saat magrib-Isyak, TV harus mati, dan ritual dirumah (Sholat magrib berjamaah, doa, mengaji..dst sampai Isyak). Jam 4.30 harus bangun untuk sholat subuh, baru ‘boleh tidur lagi’, Dll.
Bila ini dilakukan, dan ada contoh yang baik dari orang tua (2 minggu saja….maka itu menjadi kebiasaan mereka, tanpa melukai diri mereka). Karena mereka melihat orang-tua mereka juga melakukan itu.
Yang berbahaya adalah, saat tertentu boleh melakukan A, saat yang lain dilarang melakukan A. Saat tertentu diperintah dengan serius melakukan B, saat yang lain dibiarkan bahkan malah mungkin dilarang melakukan B. Ini yang menyebabkan anak kacau, dan kebingungan akan hal BOLEH-TIDAK, SALAH-BANAR, BAIK-BURUK dst. Dan ini yang akan mengacaukan hidupnya kelak (sekalipun anak-anak ini dengan kecerdasan yang cukup baik).
Pendidikan itu semacam tukang kebun. Yang dilakukan adalah membajak tanah untuk persiapan menanam benih, menyemai benih sedemikian rupa supaya mendapat sinar matahari dan udara cukup, lalu dengan tepat waktu benih disirami dan dipupuk yang sesuai, begitu juga hama-hama diberantas, dan rumput-rumput serta tanaman pengganggu disingkirkan.