Dalam sebuah riwayat dikatakan, Rasulullah saw berkata: “Seorang muslim adalah bersaudara dengan sesama muslim lainnya.” (HR. Ibnu Majah).
Hadist ini tidak mengatakan…MUKMIN saudara MUKMIN lainnya mengapa?
Untuk menjadi seorang Muslim itu mudah, hanya perlu mengisi formulir pendaftaran….sedangkan MUKMIN itu anggota aktif, dengan berbagai syarat DAN Ketentuan berlaku……yang sangat bergradasi (Al Hujurat : 14-15).
Banyak Manusia yang Muslim tetapi tidak dianggap Mukmin oleh Madzab lainnya. Contoh : Sunnah-Syiah dan Wahabi.
Menurut Sunnah = Syiah dan Wahab itu Muslim, tetapi bukan Mukmin.
Menurut Syiah = Sunnah dan Wahabi itu Muslim tetapi bukan Mukmin.
Menurut Wahabi/Salafi = Sunnah dan Syiah itu Muslim tetapi bukan Mukmin.
Itu pandangan umumnya kecuali kelompok yang TAKFIRI.
Muslim itu mudah…hanya melakukan pendaftaran….sementara Mukmin adalah anggota aktif, menjalankan AD dan ART lengkap (Al Hujurat, 49 : 15). Karenanya Mukmin itu Gradasi…sementara Muslim tidak, “Formalisasi”. Kadang ada yang menyebutnya dengan ISLAM KTP. Tetapi apapun itu…mereka tetap Muslim dan Saudara (Dengan semua atribut, hak dan kewajiban sebagai saudara).
Seorang Muslim yang jarang sholat dan peminum…..masih Muslim dst..dst.
Dan mesti kita bersama sadari, karena dikatakan SAUDARA…..maka perlakuan, cara memberitahu, keributan, perbedaan pendapat dst…..SEMESTINYA dalam koridor “SAUDARA”.
Bahkan dikatakan dalam salah satu hadist (saya hari ini seperti Ustad…..mudah-mudahan tidak Mal Praktek…..he…he,,,,he,,,). “Tidak sempurna imannya (MUKMIN), jika tidak mencintai saudara Muslim yang lain.” Sangat menarik hadist itu….disana disandingkan, pertama TEKS MUKMIN……selanjutnya TEKS MUSLIM.
Sayangnya…dan hari ini menggejala dan cukup berbahaya, banyak kita yang mengembangkan SIKAP TAKFIRI, yaitu Sikap dan perilaku cenderung mudah mengkafirkan (mengeluarkan yang lain dari ISLAM).
Sikap-sikap dan perilaku TAKFIRI…itu secara sederhana dalam Psikologi-Sosial, dipengaruhi oleh KONSEP/PENGETAHUAN/KOGNITIVE yang dimiliki. Bagaimana konsep itu didapat? Jangan-jangan ada mal-praktek pendidikan Ustad…sehingga menghasilkan sikap dan perilaku seperti itu??