
Buku : Anak Cerdas Bahagia dengan Pendidikan Positif (Muhammad Alwi)
Banyak orang yang berdiskusi dengan saya mengatakan bahwa “Pendidikan Positif”, sama saja dengan “Pendidikan Karakter”. Jawab saya adalah memang sama tetapi juga berbeda.
Saya Insya Allah akan jelaskan nanti (tapi cobalah kita lihat Silabus dan Rencana pembelajaran/RPP KTSP/K13 Berkarakter Sekarang), akan nampak bahwa “Kebahagiaan” tak tersentuh. Sekadar contoh karakter dalam salah satu RPP yaitu; Disiplin (Discipline), Rasa hormat dan Perhatian (respect), Tekun (diligence), Tanggung jawab (responsibility), Ketelitian ( carefulness). Menurut Penelitian para “Psikolog-Postif” (yang sekarang menjadi jargon APA-Association Psychologist American), Pertama, Mood Positif menghasilkan perhatian yang lebih luas, berpikir lebih kreatif, dan berpikir lebih holistik. Hal ini, berbeda dengan suasana hati yang negatif, yang menghasilkan perhatian menyempit, berpikir lebih kritis, dan berpikir lebih analitis.

5 Pemikiran yang dibutuhkan Masa Depan (Howard Gardner)
Ketika Anda dalam mood yang buruk, Anda lebih baik dalam masalah “apa yang salah di sini?” (mencari sebuah kesalahan). Ketika Anda berada dalam suasana hati yang baik, Anda lebih baik dalam berfikir “apa yang benar di sini?” (Masalah Kreativitas). Lebih buruk lagi: saat Anda dalam mood yang buruk , Anda jatuh kembali membela diri pada apa yang Anda sudah tahu sebenarnya, dan Anda mengikuti perintah dengan baik.
Kedua, Cara positif dan negatif dari berpikir adalah penting dalam situasi yang tepat, tetapi sering kali sekolah menekankan perintah berpikir kritis dan mengikuti dari pada berpikir kreatif dan belajar hal-hal baru. Hasilnya adalah bahwa anak-anak kalau diperingkat maka daya tariknya pergi ke sekolah hanya sedikit di atas daya tariknya mereka pergi ke dokter gigi (Sekolah menjadi ogah-ogahan).
Dalam dunia modern, percaya atau tidak kita akhirnya tiba di sebuah era di mana berpikir lebih kreatif, berikut sedikit hafalan perintah dan ya, bahkan lebih kepada kesenangan akan berhasil dengan lebih baik dalam dunia pendidikan.
Bisa disimpulkan bahwa adalah mungkin, kesejahteraan (well-being) harus diajarkan di sekolah karena itu akan menjadi penangkal kejadian pelarian depresi, cara untuk meningkatkan kepuasan hidup lebih tinggi, serta akan membantu untuk belajar yang lebih baik dan berpikir lebih kreatif.
Bagaimana Skill of Well-Being (Kesejahteraan = Kebahagiaan) diajarkan di Sekolah? Tim riset yang dipimpin oleh Karen Reivich dan Jane Gillham, telah mengabdikan lebih dari dua puluh tahun terakhir untuk mencari tahu, dengan menggunakan metode yang ketat, “apakah kesejahteraan/kebahagiaan, Skill of Well-Being dapat diajarkan untuk anak-anak sekolah”.
Dari dua penelitian secara ketat yaitu The Penn Resiliency Program dan The Strath Haven Positive Psychology Curriculum, hasilnya sangat-sangat memuaskan. Intinya adalah program ini mempromosikan optimism, kemampuan menangani masalah, mengajarkan ketegasan, berfikir realistis dan fleksibel, relaksasi, dst. Tujuan program-program ini antara lain; (1) untuk membantu siswa mengidentifikasi dan meningkatkan kekuatan karakter mereka dan (2) untuk meningkatkan kemampuan mereka menggunakan kekuatan itu dalam kehidupan mereka sehari-hari. Bagaimana program ini dilaksanakan? Akan dijelaskan kedepannya.
Bagaimana ini diterapkan disekolah?

Seminar dan workshop Psikologi dan Pendidikan Positif diberbagai daerah (Muhammad Alwi)
Untuk mengantarkan anak didik tidak hanya menjadi Sukses (Achievable) tapi juga Bahagia (Well-Bieng). Maka yang perlu dilakukan sekolah ini adalah; 1) Untuk meningkatkan pengalaman emosi positif pada siswa; 2) Mendorong siswa terlibat dan meningkatkan kekuatan untuk diri sendiri dan masyarakat; 3) Serta melibatkan para siswa untuk hidup berarti dan menemukan tujuan serta membuat/berkontribusi pada masyarakat secara umum.
Ada 7 hal yang diupayakan dimasukkan dalam kurikulum pendidikan positif. ketujuh hal itu adalah;
1. Emotion (Belajar Emosi Positive)
2. Gratitude (Syukur, Terima Kasih)
3. Strengths (Swot Analsis diri)
4. Creativity
5. Self-efficacy : Merupakan suatu bentuk kepercayaan yang dimiliki seseorang terhadap kapabilitas masing-masing untuk meningkatkan prestasi kehidupannya. Bagaimana meningkatkan perasaan, cara berpikir, motivasi diri, dan keinginan untuk memiliki susuatu target positive.
6. Resilience (Ketahanan)
7. Mindfulness (Kesadaran)
Berlanjut………………