Pembahasan dan diskusi tentang sekolah efektif terjadi bukan secara tiba-tiba. Pada awalnya penelitian Coleman (1966, dalam Downwr, 1991), menghasilkan kesimpulan bahwa latar belakang keluarga dan sosial ekonomi adalah penentu utama pencapaian dan prestasi siswa disekolah. Demikian juga Christopher Jencks (1972, Raptis & Flemin, 2003), menunjukkan bahwa “kualitas sekolah tidak banyak berpengaruh pada prestasi. Kepercayaan dan penerimaan akan hal ini menyebabkan kebijakan yang berbeda. Kebijakan bukan membkan kebijakan yang berbeda. Kebijakan bukan memperbaiki sekolah tetapi memperbaiki sosial-ekonomi siswa, seperti pemberian susu, tunjangan ekonomi dan seterusnya. Tetapi sebaliknya Larry Lezotte & Wilbur B. Brookover (Brookover, 1977), melakukan studi di delapan sekolah dasar Michigan, mengidentifikasi karakteristik sekolah yang membaik atau menurun. Temuan penting mereka adalah bahwa “staf di sekolah yang menurun memiliki pendapat yang rendah tentang kemampuan siswa mereka, sementara staf di sekolah yang meningkat memiliki pendapat yang tinggi tentang kemampuan siswa”.
Sedangkan George Weber, juga Ronald Edmonds, melakukan penelitian di sekolah-sekolah AS di pusat kota di mana para siswa dengan latar belakang sosial ekonomi rendah mampu menyamai atau melampaui rata-rata nasional. Edmonds menjabarkan enam karakteristik penting untuk sekolah yang efektif yaitu 1) Kepemimpinan administratif yang kuat, 2) Harapan tinggi, 3) Ketertipan, 4) Penguasaan keterampilan dasar sebagai tujuan utama sekolah, 5) Kapasitas untuk mengalihkan energi dan sumber daya sekolah dari kegiatan lain untuk memajukan tujuan dasar sekolah, 6) Seringnya pemantauan perkembangan siswa (Raptis, 2003). Lezotte (2001), mengatakan bahwa karakteristik sekolah dapat secara positif mengubah prestasi siswa.
Menurut Edmons sekolah yang efektif memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a) Kepemimpinan kepala sekolah yang perhatian terhadap substansial kualitas pengajaran, b) Fokus instruksional yang luas dan dipahami secara luas, c) Iklim yang tertib dan aman dan kondusif untuk pengajaran dan pembelajaran, d) Perilaku guru yang memiliki harapan yang besar terhadap perolehan dan penguasaan siswa (minimal penguasaan umum), e) Penggunaan ukuran yang cukup jelas terhadap pencapaian siswa sebagai dasar untuk evaluasi program. Sedangkan Lezotte, menggambarkan 7 ciri sekolah efektif yaitu 1) Kepemimpinan instruksional, 2) Misi yang jelas dan fokus, 3) Lingkungan yang aman dan tertib, 4) Iklim harapan yang tinggi, 5) Pemantauan kemajuan siswa yang sering, 6) Hubungan antara orang tuan(rumah) dan sekolah yang positif, 7) Peluang untuk belajar dan waktu penugasan yang cukup.
Pada intinya sekolah yang efektif, pengelolaannya baik akan memberikan pengaruh cukup besar terhadap prestasi siswa disekolah tersebut.
Refference:
- Downer, Donovan F. (1991). “Review of Research on Effective Schools”. McGill Journal of Education.
- Raptis Helen & Fleming, Thomas (2003). “Reframing Education: How to Create Effective Schools” (PDF). CD Howe Institute. Archived from the original (PDF) on 2011-08-07. Retrieved 2013-10-06.
- Brookover, Wilbur B & Lezotte, Lawrence W. (1977). “Changes in School Characteristics Coincident with Changes in Student Achievement” (PDF). Michigan State University.
- Lezotte, Lawrence W. (2001). “Revolutionary and Evolutionary: The Effective Schools Movement” (PDF). Effective School Products.